Mengaku kalah
Pada akhirnya aku harus melihat sebuah kenyataan yang pahit. Dengan hati dan pikiran yang kacau karena masih saja teringat tentang semua bayangmu. Membuat diri ini harus mengaku kalah dengan keadaan yang membuat ku ingin menjerit.
Tuhan memilih dia untuk bersama mu karena mungkin dia yang mampu mengerti tentang keadaan mu. Tidak seperti aku yang telah membuat mu sakit dengan sikap ku yang kekanak-kanakan. Dan saat ini aku hanya bisa tersenyum melihat mu bahagia dengan dia. Aku rela jika aku harus berpura-pura tidak mencintai mu lagi. Aku rela jika aku harus tersenyum meskipun hatiku menjerit ketika aku melihat mu bergandengan dengannya. Karena itu adalah salah satu cara untuk menutupi perasaan yang kusimpan kepadamu.
Andai waktu bisa terulang kembali akan kah aku mampu memperbaiki sikap ku atau kah kamu yang akan selalu mengalah untuk ku. Yang jelas satu yang ku harapkan, aku dan kamu akan saling bahagia meskipun bahagia ku bukan dengan mu dan bahagia mu bukan denganku.
Tuhan memilih dia untuk bersama mu karena mungkin dia yang mampu mengerti tentang keadaan mu. Tidak seperti aku yang telah membuat mu sakit dengan sikap ku yang kekanak-kanakan. Dan saat ini aku hanya bisa tersenyum melihat mu bahagia dengan dia. Aku rela jika aku harus berpura-pura tidak mencintai mu lagi. Aku rela jika aku harus tersenyum meskipun hatiku menjerit ketika aku melihat mu bergandengan dengannya. Karena itu adalah salah satu cara untuk menutupi perasaan yang kusimpan kepadamu.
Andai waktu bisa terulang kembali akan kah aku mampu memperbaiki sikap ku atau kah kamu yang akan selalu mengalah untuk ku. Yang jelas satu yang ku harapkan, aku dan kamu akan saling bahagia meskipun bahagia ku bukan dengan mu dan bahagia mu bukan denganku.
Komentar
Posting Komentar